Pihak 'Snowdrop' Tak Pernah Tanya Aktivis Demokrasi 1987 Dinilai Bentuk Enggan Tanggung Jawab

Foto: Pihak 'Snowdrop' Tak Pernah Tanya Aktivis Demokrasi 1987 Dinilai Bentuk Enggan Tanggung Jawab



Yayasan aktivis demokrasi 1987 Park Jong Chul menyebutkan bahwa tidak pernah dihubungi tim produksi 'Snowdrop' atau JTBC terkait dengan penggunaan latar di masa tragedi masa lalu terjadi.

Kanal247.com - Kontroversi penayangan drama "Snowdrop" memang ramai diperbincangkan belakangan ini. "Snowdrop" dinilai telah mendistorsi sejarah dan memberikan luka untuk para korban tragedi 1987 lalu.

JTBC sendiri telah memberikan pernyataan terkait dengan kontroversi. "Snowdrop" dipastikan sama sekali tidak berhubungan dengan sejarah dan akan tetap ditayangkan. JTBC pun meminta penonton membuktikan pernyataan mereka sendiri dengan menonton episode selanjutnya.

Sebelum pernyataan JTBC, salah satu perwakilan dari Yayasan Memorial Martir Park Jong Chul ikut angkat bicara terkait kontroversi "Snowdrop". Park Jong Chul diketahui adalah salah satu aktivis pergerakan demokrasi di 1987. Kisahnya pernah ditunjukkan dalam film "1987: When the Day Comes" di mana diperankan ole Yeo Jin Goo.

Yayasan mengaku saat ini akan memantau drama dan mengumpulkan bagian yang menyimpang sejarah. Yayasan menyebutkan bukan bermaksud melarang adanya proyek dengan latar 1987 namun harus menghindari penyimpangan sejarah.

"Untuk sekarang kami sedang memantau dramanya untuk mengumpulkan bagian yang menyimpang serajah. Kami masih belum berencana untuk merilis pernyataan resmi. Kami akan memantau dulu dengan seksama baru mengambil keputusan," terang yayasan Park Jong Chul.

"Bukan bermaksud agar jangan sepenuhnya menggunakan sejarah di masa itu. Hanya saja sejarah itu jangan disimpangkan," tambah yayasan tersebut.

Pihak "Snowdrop" pun disebut sama sekali tidak menghubungi yayasan terkait penggunaan latar 1987. Mereka juga tidak mengira "Snowdrop" akan ditayangkan mengingat pada Maret sempat muncul petisi untuk tak dirilis karena ditakutkan menyimpang sejarah.

"Tidak ada yang menghubungi pihak kami," jelas yayasan Park Jong Chul. "Kami memahami keinginan untuk menggunakan latar sejarah yang ikonik. Namun hanya dengan sebaris keterangan penjelasan 'ini hanya fiksi belaka, tidak ada kaitannya dengan peristiwa dan karakter asli' tidaklah cukup untuk menanggung beratnya pedih sejarah masa lalu," ungkap yayasan.

Yayasan menugngkapkan bahwa pernyataan tim produksi "Snowdrop" yang memastikan kisah hanya fiksi dan tidak meremehkan sejarah justru bentuk enggan bertanggung jawab. Pasalnya, makna cerita akan dilihat oleh penonton dan bisa memberikan luka kepada para korban 1987.

"Orang-orang yang dengan rasa kehati-hatian dan tanggung jawab seharusnya menganggap sejarah sebagai suatu subjek. Karena jika sudah selesai diproduksi, tanggung jawab yang dikembalikan ke tim produksi tidak bisa diselesaikan," lanjut yayasan tersebut.

"Tim produksi saat ini mengklaim mereka tidak ada niatan untuk meremehkan sejarah tertentu. Dengan kata lain, mereka tidak akan bertanggung jawab atas bagaimana hasilnya akan dilihat, disampaikan, dan ditafsirkan oleh pemirsa yang menerimanya. Peristiwa sejarah yang sudah dan sedang menimbulkan luka tidak bisa diperlakukan seenaknya. Semua pihak produksi harus mengerjakannya dengan serius," jelas yayasan Park Jong Chul.

Komentar Anda

Tags

Topik Berita

Rekomendasi Artikel