JTBC Kekeh Tetap Tayangkan 'Snowdrop', Pastikan Kontroversi Hanya Salah Paham

Foto: JTBC Kekeh Tetap Tayangkan 'Snowdrop', Pastikan Kontroversi Hanya Salah Paham JTBC



JTBC akhirnya memberikan tanggapan mengenai penayangan lanjutan dari drama 'Snowdrop' usai semakin heboh kontroversi di publik dan dinilai telah mendistorsi sejarah.

Kanal247.com - Hari ini, Selasa (21/12) JTBC akhirnya memberikan pernyataan terkait dengan kontroversi "Snowdrop". Saat ini tengah heboh petisi dari publik Korea Selatan di Blue House (kepresidenan Korea Selatan) untuk menghentikan penayangan "Snowdrop" karena dinilai mendistorsi sejarah.

Ini diketahui bukan pertama kalinya petisi ditandatangani, sebelum penayangan "Snowdrop" juga muncul kontroversi serupa. Blue House kala itu menerangkan tidak bisa menghentikan penayangan karena membatasi kreativitas. JTBC pun telah memastikan bahwa "Snowdrop" sama sekali tidak berhubungan dengan sejarah.

Pada pernyataannya, JTBC memastikan akan tetap menayangkan "Snowdrop" seperti sebagaimana mestinya. JTBC memastikan bahwa "Snowdrop" benar-benar tidak berhubungan denga sejarah dan murni fiksi saja.

"Ini adalah pernyataan JTBC terkait kontroversi drama 'Snowdrop'. Kami merilis pernyataan karena setelah 'Snowdrop' tayang kontroversi yang tidak berdasarkan fakta masih tetap tidak berkurang," ungkap JTBC.

"Pertama, 'Snowdrop' mengambil latar waktu pemilihan presiden selama rezim militer. Di latar belakang ini, 'Snowdrop' berisi cerita fiksi bahwa kekuatan mapan harus bekerja sama dengan rezim Korea Utara untuk mempertahankan kekuasaan. 'Snowdrop' adalah karya (fiksi) yang menunjukkan cerita perseorangan dari mereka yang digunakan dan dikorbankan oleh penguasa," terang JTBC.

JTBC memastikan tidak ada karakter yang menjadi mata-mata atau bahkan ikut di pergerakan demokrasi. "Snowdrop" sama sekali tidak menyimpang sejarah atau merendahkan pergerakan demokrasi. Namun, cerita tidak bisa diungkapkan dan hanya bisa ditonton untuk mengetahui kebenarannya.

"Di 'Snowdrop' tidak ada karakter mata-mata yang menyelinap di pergerakan demokrasi. Karakter utama pria dan wanita ikut di pergerakan demokrasi sama sekali tidak ada di episode 1 dan 2, serta di episode selanjutnya pun sama sekali tidak ada di naskahnya," ungkap stasiun televisi tersebut.

"Topik yang saat ini ditunjuk oleh banyak orang yaitu 'penyimpangan sejarah' dan 'merendahkan pergerakan demokrasi' di episode kemudian akan ada perkembangan cerita yang menjelaskan kesalahpahaman itu. Niat tim produksi adalah tidak mengulangi era tidak normal dimana kebebasan dan kebahagiaan individu dirampas kekuasaan yang tidak semestinya," JTBC memastikan.

JTBC juga akan membuka kolom komentar "Snowdrop" lagi di situs mereka dan Naver setelah sebelumnya dibatasi. Hal ini untuk mendengar opini dari masyarakat.

"Kami tidak bisa mengungkapkan cerita lanjutannya karena akan terungkap saat penayangannya nanti. Mohon terus perhatikan ceritanya nanti. Untuk mendengar berbagai opini, JTBC berencana akan membuka real-time talk di portal Naver dan viewer board di laman resmi," tutup JTBC.

Komentar Anda

Tags

Topik Berita

Rekomendasi Artikel