Petisi Boikot 'Snowdrop' Membeludak, Naver Lakukan Hal Langka di Sejarah Penyiaran Korea Selatan Ini

Foto: Petisi Boikot 'Snowdrop' Membeludak, Naver Lakukan Hal Langka di Sejarah Penyiaran Korea Selatan Ini



Penayangan perdana drama 'Snowdrop' kembali memunculkan kemurkaan publik Korea Selatan hingga kembali muncul petisi untuk pemberhentian, membuat Naver akhirnya melakukan tindakan ini.

Kanal247.com - Penayangan perdana drama JTBC "Snowdrop" akhirnya dirilis pada Sabtu (18/12). Drama ini telah mendapatkan sorotan sejak dikonfirmasi para pemerannya mengingat dibintangi oleh Jisoo BLACK PINK dan Jung Hae In.

Sayang, di tengah syuting muncul kontroversi untuk menghentikan penayangan "Snowdrop" karena dinilai akan mendistorsi sejarah Korea Selatan. Publik Korea Selatan geram lantaran dinilai akan membuka luka lama yang justru dibuat menjadi kisah cinta di "Snowdrop".

Namun, petisi yang dilayangkan di Blue House (rumah kepresidenan Korea Selatan) tersebut dinyatakan tidak bisa dilakukan. Pemerintah Korea Selatan mengungkapkan tidak bisa membatasi mengenai kreativitas publik. JTBC juga memastikan bahwa cerita "Snowdrop" sama sekali tidak berhubungan dengan sejarah kelam Korea Selatan.

Meski begitu, kini petisi pemberhentian drama "Snowdrop" kembali muncul usai penayangan episode perdana. JTBC dinilai telah berbohong dengan pernyataan mengganti alur dan disebut benar-benar telah merusak sejarah. Petisi bahkan telah mencapai 150 ribu.

Tuntutan pemberhentian "Snowdrop" tersebut alasannya adalah pihak produksi berbohong dengan menyatakan tidak ada pergerakan demokrasi dan pemeran utama tak berhubungan dengan hal tersebut. Namun episode perdana menunjukkan peran Jung Hae In adalah mata-mata disalahpahami sebagai aktivis. Lalu, banyak korban pergerakan 1987 yang masih hidup sampai sekarang. Kala itu NSA membuat pembenaran menyiksa sampai membunuh aktivis atas dasar dugaan adanya mata-mata komunis di tengah aktivis. "Snowdrop" dinilai seolah-olah pembenaran NSA benar terjadi.

Kemudian pemutaran lagu "Dear Pine" di adegan mata-mata dikejar oleh petugas NSA. Lagu ini melambangkan pergerakan aktivis demokrasi kala itu. Selanjutnya, penayangan drama di platform OTT (Disney+) secara global yang dinilai akan menambah penyebaran informasi sejarah tidak sesuai fakta.

Korea Selatan diketahui adalah negara demokrasi yang mendapat demokrasinya bukan tanpa usaha melainkan melalui luka dan pengorbanan masyarakat. Sejarah pergerakan demokrasi juga masih segar diingatan karena baru terjadi 30 tahun lalu.

Penayangan \

Sumber: Naver

Atas ramainya petisi pemberhentian penayangan "Snowdrop" ini, komentar untuk video on demand (VOD) di Naver pun dibatasi. Pembatasan ini diketahui hampir tidak dilakukan di penyiaran Korea Selatan.

Pembatasan komentar diduga untuk menghindari kemungkinan komentar jahat ditujukan kepada "Snowdrop" atau para pemerannya. Drama ini juga tidak tersedia untuk live streaming dan VOD di situs web JTBC dan situs layanan streaming TVING. Saat ini, drama tersebut hanya tersedia di TV dan Disney+ yang ditayangkan sesuai dengan slot tayang yakni Sabtu dan Minggu.

Komentar Anda

Tags

Topik Berita

Rekomendasi Artikel