Video Dance Practice aespa 'Next Level' Versi Pekerja Kantoran Dinilai sebagai Pelecehan Seksual

Foto: Video Dance Practice aespa 'Next Level' Versi Pekerja Kantoran Dinilai sebagai Pelecehan Seksual instagram



Video dance practice baru aespa 'Next Level' versi pekerja kantoran dinilai telah sebagai salah satu bentuk pelecehan seksual terhadap wanita, ini penjelasannya.

Kanal247.com - Kemarin, Kamis (24/6) aespa diketahui membagikan video dance practice "Next Level" baru untuk merayakan mendapatkan 100 juta penonton di video musik mereka. aespa pun tampil menarik dengan mengenakan setelan jas untuk video dance practice "Next Level" tersebut.

Judul video baru aespa tersebut yakni "aespa 에스파 'Next Level' aespa Company ver. Dance Practice". Grup idol termuda di SM Entertainment itu tampil luwes kala menarikan koreografi "Next Level".

Sayang, video baru aespa tersebut justru dinilai sebagai suatu bentuk pelecehan seksual terhadap wanita khususnya para pekerja kantoran. Pasalnya, aespa mengenakan setelan jas kantoran yang tidak benar-benar sesuai dengan aslinya.

Pakaian yang dikenakan Winter, Karina, Ningning, dan Giselle terlihat bermodel crop top. Hal tersebut dinilai merendahkan secara seksual para pekerja kantoran wanita.

Netizen Korea Selatan melalui komunitas daring langsung memberikan kritikan atas video aespa tersebut. "Apakah komersialisasi seks praktik tari 'Next Level' 'versi perusahaan' aespa?" ujar salah seorang netizen Korea tersebut.

"Mereka mengatakan menari dalam pakaian kerja terbuka, seperti dengan perawat dan tentara, adalah komersialisasi seks profesional. Di kantor mereka terlihat dalam 'versi perusahaan' aespa, mereka menari dengan kemeja crop top, tetapi pekerja kantoran biasanya tidak berpakaian seperti ini. Apakah ini komersialisasi seks?" lanjutnya.

"Karyawan kantoran apa yang berpakaian seperti itu," komentar lainnya. "Mereka tidak bisa mengikuti perkembangan zaman," ucap lainnya. "Mereka memakai baju crop top dengan kartu identitas karyawan. Bukankah itu seksualisasi," terang lainnya. "Mengapa mereka melakukan itu? Mendandani mereka seperti itu? Tumit mereka terlihat tidak nyaman," ujar lainnya.

Meski begitu, ada yang merasa apa yang dilakukan aespa tidak memiliki maksud komersialisasi seks. "Saya tidak yakin itu komersialisasi seks," kata lainnya. "Ini bukan seragam untuk kelompok pekerjaan tertentu, dan itu tidak sebanding dengan pakaian perawat," timpal lainnya.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel