Fanny Ghassani Tanggapi Begini Soal Sinetron 'Zahra', Langsung Tuai Pro dan Kontra

Foto: Fanny Ghassani Tanggapi Begini Soal Sinetron 'Zahra', Langsung Tuai Pro dan Kontra Instagram



Fanny Ghassani belum lama ini ikut menanggapi soal sinetron 'Zahra' yang ramai dihujat publik. Fanny kemudian menyinggung soal sinetron dulu yang pernah ia bintangi.

Kanal247.com - Sinetron "Suara Hati Istri Zahra" belakangan ini menjadi sorotan. Bagaimana tidak, ada aktris yang memerankan karakter Zahra yang ceritanya menjadi istri ketiga dalam sinetron tersebut. Aktris bernama Lea Ciarachel Fourneaux itu masih berusia 15 tahun.

Publik pun langsung mengecam sinetron itu dan diminta untuk tidak lagi ditayangkan. Sederet artis juga ikut memberikan kritikan terkait sinetron "Zahra" tersebut.

Namun ternyata, Fanny Ghassani memiliki pandangan lain terkait sinetron tersebut. Lewat akun Instagram pribadi, Fanny bertanya apa salahnya seorang artis dengan usia belia melakoni peran dewasa. "Salahnya di mana ya?" tanya Fanny Ghassani di Instagram TV pada Rabu (2/6).

Pemain sinetron berusia 30 tahun ini kemudian mencontohkan perannya terdahulu di sinetron "Cinta Fitri". Kala itu, Fanny mengaku jika usianya masih di bawah umur. Namun, ia sudah memerankan perempuan yang sudah menikah.

"Sekadar sharing aja, waktu aku berusia 16 tahun, aku berperan sebagai Kayla. Pacaran sama Aldo (Adly Fairuz) menikah dan punya anak," ungkap Fanny Ghassani.

Selain itu, Fanny mengambil contoh lain, yakni sinetron yang pernah dibintangi oleh Agnes Monica. Di sinetron "Pernikahan Dini", perempuan yang akrab disapa Agnez Mo tersebut masih berusia belia.

Bagi Fanny Ghassani, hal ini indahnya seni berperan. "Kami, aktor bisa memerankan karakter yang sangat berbeda dari keseharian kita," ucap Fanny.

Fanny kemudian menanggapi soal kinerja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Lembaga tersebut juga menuai protes karena dianggap meluluskan sinetron "Zahra" itu.

Lagi-lagi, Fanny memiliki pandangan yang berbeda. Fanny meyakini jika lembaga tersebut telah melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Ia juga menambahkan jika hingga saat ini tidak ada satupun televisi Indonesia yang menayangkan hal tak senonoh.

"Nggak mungkinlah KPI itu tidak menyaring dulu (tayangan), mempertimbangkan baik buruknya. Nggak ada adegan ciuman bibir, pegangan tangan iya. Satu kasur iya, tapi kan nggak ada adegan 'ranjang'," pungkas Fanny. "Jadi sebenarnya, tidak perlu dikhawatirkan menurutku."

Pernyataanm Fanny itu pun mendapat dukungan dari beberapa netizen di kolom komentar. Namun, ada pula yang mengkritik pernyataan Fanny.

"Bedanya jaman kami kita atau kalian2 belum ada jaman sosmed sprt sekarang yang gampang anak2 bisa mengakses segampang itu , dah gitu aja , paham sampe sini?" komentar salah satu netter. "Bedanya lagi. dulu pada primitif dan minim literasi jadi ga peka sama isu eksploitasi perempuan dan jmn skrg udah banyak yg peduli dan belajar dr sana sini. yakali 10 tahun yg lalu ceritanya gaada perubahan. mau sama dan tidak berkembang gitu ya kan haha," kata netter lain.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel