Fan Cafe BTS Dijadikan Sasaran Pelaku ‘Nth Room’

Foto: Fan Cafe BTS Dijadikan Sasaran Pelaku ‘Nth Room’



Beberapa waktu lalu, dilaporkan juga bahwa dalam video seksual yang dibagikan di ruang chat Telegram bernama ‘Nth Room’ tersebut terdapat wajah beberapa idol wanita terkenal terpampang di sana.

Kanal247.com - Saat ini Korea Selatan tengah digegerkan dengan kasus “Nth Room” yang menyebabkan banyak gadis muda menjadi korban objek pornografi. Meski telah ditetapkan sejumlah tersangka, kasus tersebut hingga saat ini masih dalam proses penyelidikan. Bahkan, baru-baru ini penyelidikan mengungkapkan fakta mengejutkan.

Dilansir dari Allkpop pada Jumat (24/4), pelaku utama ‘Nth Room’ yang disebut Baksa dilaporkan sempat bermaksud untuk menjadikan fan cafe BTS (Bangtan Boys) sebagai sasaran mereka. Para pelaku bermaksud untuk menggunakan fan cefe itu untuk mengincar korban para gadis muda yang berada di sana agar bisa memerasnya.

Beberapa waktu lalu, dilaporkan juga bahwa dalam video seksual yang dibagikan di ruang chat Telegram bernama ‘Nth Room’ tersebut terdapat wajah beberapa idol wanita terkenal. Berita ini dilaporkan oleh “One Night of TV Entertainment” pada 1 April kemarin. Reporter Hwang Duk Hyun menyatakan kepada acara itu bahwa idol tersebut merupakan artis papan atas.

Menurutnya, hal ini bisa terjadi karena si pelaku melakukan manipulasi visual dan mengganti wajah korban dengan waja aktris dan idol wanita dewasa. Hal tersebut sempat mengejutkan pihak agensi para aktris tersebut. Saat ini, beberapa agensi itu sedang menunggu penyelidikan yang lebih lanjut.

Sementara itu, Identitas 10.000 anggota ruang obrolan “Nth Room” tersebut kabarnya telah diketahui tetapi belum diungkapkan ke publik. Namun, di antara 10.000 anggota ruang obrolan tersebut dikabarkan adalah orang-orang ternama seperti bintang olahraga, CEO start-up yang terkenal, seorang profesor, selebriti terkenal, dan lebih banyak lagi profil terkenal anggotanya yang tak terduga.

Tokoh-tokoh berpengaruh tersebut adalah bagian dari “Nth Room” yang telah membayar keanggotaan dan bahwa para anggota menggunakan cryptocurrency atau uang digital untuk pembayaran guna menyembunyikan aktivitas mereka. Banyak dari anggota ini takut identitas mereka diungkapkan secara terbuka.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel