Minta Maaf Soal Video 'Babi dan Kurma', Tretan Muslim Cerita Dapat Ancaman Pembunuhan
Tretan Muslim menganggap jika persekusi, hinaan hingga ancaman pembunuhan tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Kanal247.com - Nama Tretan Muslim dan Coki Pardede sempat menuai sorotan beberapa waktu lalu. Dua komika ini menjadi bulan-bulanan warganet setelah mengunggah video kontroversial mereka di channel YouTube Tretan Universe beberapa waktu lalu. Dalam video tersebut keduanya memperlihatkan proses memasak babi dengan kurma. Menurut sebagian orang apa yang dilakukan oleh Tretan dan Coki adalah penistaan agama.
Video itu sendiri kini sudah menghilang dari YouTube, Tretan dan Coki baru-baru ini juga mengunggah video lainnya untuk menanggapi kontroversi yang terjadi. Secara terbuka keduanya mengaku kebablasan dalam membuat lawakan dan meminta maaf. Menurutnya konten tersebut tidak dimaksudkan untuk menyinggung siapapun.
"Saya ini adalah orang yang haus akan ilmu pengetahuan dan ingin terus mempelajari tentang kebenaran dan keagungan Islam. Tapi sebagai manusia saya akui saya bisa salah, bisa khilaf juga kebablasan. Dan saya bisa kebablasan itu terjadi karena ketidaktahuan saya dan kurangnya ilmu saya," tuturnya di video tersebut. "(Video itu) tidak pernah ditujukan untuk sengaja menyinggung sesuatu atau orang tertentu."
Tretan menuturkan jika kontroversi akibat video tersebut berbuntut panjang. Tidak hanya dituding melakukan penistaan agama, keduanya juga menerima ancaman pembunuhan. Menurutnya hal itu sudah sangat berlebihan dan tidak mencerminkan ajaran Islam.
"Itu adalah kewajiban kalau ada yang salah itu harus ditegur dan diingatkan. Tapi kata-kata makian, cacian, persekusi, menghalalkan darah saya, temen saya bahkan ancaman pembunuhan terhadap saya, orang terdekat saya, saya yakin hal tersebut tidak mencerminkan ajaran Islam," imbuhnya lagi.
Lebih lanjut, ia berharap kesalahannya ini tidak menjadi ajang penghakiman bebas. Tretan dan Coki mengakui kesalahannya dan berjanji akan memperbaiki diri serta lebih berhati-hati lagi di masa depan. "Kalau saya ditegur, dikoreksi dan itu membuat saya sadar akan kesalahan saya, saya siap minta maaf. Kalau saya paham di mana kesalahan saya. Bukan karena dipaksa atau diancam. Karena kalau saya minta maaf karena saya sudah paham atas kesalahan saya, itu akan menjadi perbaikan diri bagi saya agar tidak terjadi lagi di depan hari," pungkasnya.
