Istimewa, Suara Stephen Hawking Diabadikan Dalam Lubang Hitam di Luar Angkasa

Foto: Istimewa, Suara Stephen Hawking Diabadikan Dalam Lubang Hitam di Luar Angkasa



Tindakan penghargaan tersebut dilakukan sebagai perwujudan bagi pengabdiannya terhadap ilmu pengetahuan tentang Bumi.

Kanal247.com - Dunia berduka saat kehilangan salah satu ilmuwan terbaik, Stephen Hawking. Fisikawan hebat tersebut meninggal dunia pada tanggal 14 Maret tahun 2018 yang lalu. Stephen meninggal di usianya yang ke-76 tahun.

Dianggap sebagai salah satu ilmuwan yang berjasa dalam memajukan ilmu pengetahuan, abu Stephen akan dimakamkan di pemakaman Westminster Abbey. Selain Stephen, di sana juga dimakamkan beberapa ilmuwan Inggris terkemuka. Di antara mereka ada Isaac Newton dan juga Charles Darwin.

Menyambut pemakamannya, pada Jumat (15/6) kemarin, suara Stephen dipancarkan ke luar angkasa. Suara dari pencetus teori Big Bang dan Black Hole itu akan diabadikan dalam sebuah lubang hitam jauh di luar angkasa.

Rekaman suara dari Stephen digubah ke skor musik elektronik, progresif, popo, jazz, dan orkestra oleh komposer Yunani, Vangelis. Selain untuk dipancarkan ke luar angkasa, rekaman suara Stephen tersebut juga akan dibagikan pada setiap peserta upacara yang hadir dalam prosesi pemakaman ilmuwan terkemuka tersebut.

Dilansir Dailynews pada Sabtu (16/6), putri Stephen, Lucy Hawking, menyatakan bahwa satelit yang akan memancarkan suara ayahnya tersebut akan mengarah ke sebuah lubang hitam bernama 1A 0620-00. Lucy juga mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan puncak dari pekerjaan hidup sang ayah kepada Bumi.

"Ini adalah gerakan yang indah dan simbolis yang menciptakan hubungan antara kehadiran ayah di planet ini," ujar Lucy. "Keinginannya untuk pergi ke luar angkasa dan eksplorasinya pada alam semesta dalam pikirannya.".

Untuk acara pemakaman Stephen ini, ada lebih dari 2500 orang yang berminat untuk mendaftar. Padahal, hanya akan ada 1000 orang yang akan dizinkan untuk menyaksikan acara pemakaman abu fisikawan dunia tersebut secara langsung. Salah satu orang yang langsung diperkenankan untuk ikut berpartisipasi adalah seorang siswa penyandang cacat yang berkomunikasi dengan alat yang sama dengan Stephen.

"Dia menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh orang-orang penyandang disabilitas," jelas Rose Brown, seorang siswa dari National Star College, universitas khusus bagi penyandang disabilitas. "Aku akan menjadi seorang aktris, setiap orang yang memusatkan pikirannya pada sesuatu, pasti akan mendapatkannya. Stephen Hwaking telah membuktikannya lebih dari siapapun.".

Stephen meninggal usai lama berjuang melawan penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Selama 50 tahun berjuang, akhirnya Stephen menghembuskan nafas terakhirnya di usianya yang ke-76.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel