Anaknya Tewas di Ajang Tawuran 'Gladiator', Curhatan Sang Ibu Pada Jokowi Viral di Medsos

Foto: Anaknya Tewas di Ajang Tawuran 'Gladiator', Curhatan Sang Ibu Pada Jokowi Viral di Medsos



Seorang ibu mengaku jika anaknya telah meninggal karena aksi bullying 'gladiator' yang terjadi pada 2015 lalu.

Kanal247.com - Masyarakat di Tanah Air kembali digegerkan oleh kasus bullying yang kembali terjadi. Baru-baru ini seorang ibu dari Bogor, Maria Agnes menulis curahan hatinya di Facebook yang ditujukkannya untuk Presiden Joko Widodo. Ia mengungkap jika putranya Hilarius Christian Event Raharjo meninggal dunia diduga karena bullying.

Maria Agnes mengatakan peristiwa nahas itu terjadi saat putranya pulang sekolah. Pada awalnya ia sudah akan pulang, namun ia malah diajak ke pertandingan baseket oleh temannya. Belakangan diketahui jika Christian ternyata bukan diajak ke pertandingan basket melainkan ajang gladiator. Hal tersebutlah yang akhirnya menghilangkan nyawanya.

Berikut ini isi dari curhatan Maria yang diunggah di akun Facebooknya:

Kepada Bapak Presiden RI Joko Widodo yang saya hormati, salam sejahtera buat Bapak sekeluarga dan seluruh rakyat Indonesia.

Bapak, saya adalah seorang ibu biasa dari Kota Bogor yang biasa Bapak kunjungi. Saya tinggal di dekat istana Batutulis Bogor.

Bapak, ijinkan saya mengadu dan bicara apa adanya tentang kekerasan yang merenggut nyawa anak saya, Hilarius Christian Event Raharjo. Siswa kelas 10 di SMU Budi Mulia Bogor, di jalab Kapten Muslihat, lingkungan Gereja Katedral Bogor.

Dan siswa yang membunuh anak saya adalah siswa SMU Mardi Yuana, di Jl. Sukasari Bogor, lingkungan Gereja Katolik Santi Fransiskus Asisi.

Hari demi hari adalah siksaan bagi saya yang menginginkan keadilan untuk penghilangan nyawa anak saya Pak Presiden. Iya, Pak. Saya terhalang oleh hati saya yang tersiksa, oleh syarat autopsi.

Bukankah saya berhak untuk menolak autopsi? Tapi saya inginkan supaya semua pelakunya dihukum. Karena ada 50 orang lebih yang menonton anak saya disiksa sampai sakaratul maut, yang divideokan oleh siswa-siswa sekolah Katolik tersebut.

Kenapa anak saya setelah meninggal harus disiksa lagi Pak Presiden? Hilarius diadu seperti binatang, di arena yang penuh sorak sorai anak MY dan BM.

Meninggal seketika karena dalam kondisi jatuh ditarik kakinya, diinjak ulu hatinya, jantungnya diinjak, mata memutih. Hila berusaha bangun, dan saat sakaratul maut datang ia kejang-kejang. Dipukul di bagian kepala 6 kali pukulan.

Hila meninggal di TKP, di lapangan SMUN 7 Indraprasta Bogor. Atas suruhan promotor dari MY, DO-an untuk pukul Hila yang belum KO katanya.

Saat Hila ingin mundur karena tidak mau berkelahi, pinggangnya ditendang oleh ketua OSIS Budi Mulya yang saat itu menjabat. Hingga Hila meninggal dalam hitungan menit.

Dan mereka pelakunya ini tidak dihukum, Pak. Hanya yang saat itu sedang berkelahi saja yang dikeluarkan dari sekolah. Sementara promotoracara BOM BOM dari DO-an Budi Mulya masih bebas berkeliaran, tidak ada tanggung jawab secara moral. Hanya uang pemakaman saja.

Bapak Presiden, saya mohon, Pak. Supaya ada penyempurnaan peraturan hukum, untuk kekerasan yang mengakibatkan tunas bangsa harapan negara dan orangtuanya tiada. Nyawanya dihilangkan tanpa belas kasihan.

Meski pembunuhnya masih di bawah umur, namun akibatnya tetap sama. Melenyapkan nyawa orang lain. Saya sedih dan hancur Bapak Presiden, mohon Bapak membantu saya untuk memberikan keadilan."

Menanggapi kasus tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor Jana Sugiana baru-baru ini mengatakan jika kejadian itu memang benar. Namun, menurutnya saat itu masalah telah diselesaikan dengan kekeluargaan. Ia menjadi heran mengapa perkara tersebut kembali diangkat.

"Ya benar itu terjadi, pada tahun 2015, dan sudah selesai kasusnya," ujarnya. "Saya pun tidak tahu kenapa orang tua murid itu justru kembali mengangkat persoalan itu ke publik."

Komentar Anda

Topik Berita

Rekomendasi Artikel