Simpang Siur Kasus Pria Dibakar Hidup-Hidup, Kotoran Burung Jadi Bukti Amplifier Curian

Foto: Simpang Siur Kasus Pria Dibakar Hidup-Hidup, Kotoran Burung Jadi Bukti Amplifier Curian



Marbot Al-Hidayah Bekasi mengatakan jika amplifier milik musala memiliki tanda bercak-bercak bekas kotoran burung di bagian atasnya.

Kanal247.com - Kasus pria dibakar hidup-hidup akibat dituduh mencuri amplifier di musala beberapa waktu lalu masih ramai dibahas hingga sekarang. Muhammad Alzahra atau AZ alias Joya di keroyok oleh warga hingga akhirnya dibakar hidup-hidup setelah diduga mencuri amplifier di musala Al-Hidayah, di Kampung Cabang Empat RT2/1, Babelan, Kabupaten Bekasi.

Hingga kini peristiwa tersebut masih menyimpan misteri. Warga sekitar menangkap dan mengeroyok Joya lantaran diduga melakukan pencurian. Namun pihak keluarga bersikeras meyakini jika pria berusia 30 tahun itu tak mungkin melakukan perbuatan tersebut.

Apalagi ada laporan menyebutkan jika Joya sempat bersujud dan mengatakan berulang kali jika dirinya benar-benar tidak melakukan pencurian. Hal tersebut tentunya membuat masyarakat semakin ragu. Bahkan ada yang meyakini jika Joya memang adalah korban salah sasaran.

Warga berspekulasi jika amplifier yang dibawa korban ke musala adalah miliknya yang akan direparasi. Pasalnya seperti diketahui, suami Siti Zubaidah tersebut sehari-harinya berprofesi sebagai tukang reparasi peralatan sound system.

Pihak kepolisian sendiri sebelumnya sempat mengatakan jika Joya diduga kuat memang melakukan pencurian. Hal tersebut dikuatkan oleh keterangan Rojali, Marbot Musala Al Hidayah. Ia yang saat itu melakukan pengejaran menemukan amplifier di dalam tas korban. Bukti kuat jika amplifier itu adalah invetaris masjid terlihat dari bercak bekas kotoran burung gereja yang menempel di bagian atasnya.

Rojali mengatakan jika posisi tempat amplifier itu terletak di pojok musala yang belum dipasang plafon. Sehingga saat malam atau siang hari banyak burung gereja yang masuk dan buang kotoran.

"Kenapa saya bilang itu ampli saya? Karena di sini lah ada bukti yang sangat kuat. Silakan dilihat ada tahi. Ini adalah tahi burung gereja," ujar Rojali. "Ketika dikejar dan belok, dia jatuh dan langsung lari. Saya cek tas yang bawaannya tadi. Saya begitu karena saya takut ampli-nya udah dijual duluan. Setelah tasnya saya buka, ternyata betul ada ampli saya. Kotoran burung ini belum hilang. Karena setiap malam burung buang kotoran."

Meski begitu, bukan berarti tindak main hakim sendiri hingga berujung kematian dapat dibenarkan. Istri Joya sendiri sebelumnya juga sempat mengatakan, sekalipun suaminya memang melakukan pencurian, tetap tidak dibenarkan untuk melakukan pembakaran hidup-hidup. "Saya sempat dikasih lihat saat detik-detik suami saya dikeroyok hingga terkapar di tepi selokan, dan dibakar hidup-hidup oleh warga. Suami saya manusia, bukan hewan. Tidak pantas untuk dibakar hidup-hidup seperti itu," ujar Zubaidah saat itu.

Sementara itu, kasus tragis ini belakangan tengah ramai dibicarakan dan menuai simpati dari banyak orang. Pihak kepolisian sendiri juga tengah melakukan penyelidikan dan menetapkan dua tersangka yang diduga kuat terkait pengeroyokan korban.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel