Unggah Foto Bocah Kelelahan, Orangtua Curhat dan Kritisi Kebijakan Full Day School

Foto: Unggah Foto Bocah Kelelahan, Orangtua Curhat dan Kritisi Kebijakan Full Day School



Orangtua murid mengecam keras penerapan full day school usai melihat anak-anak mereka kelelahan usai sekolah.

Kanal247.com - Kebijakan Full Day School yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy menuai kontroversi. Bahkan kini setelah diterapkan tetap ada sejumlah pro-kontra yang dilayangkan sejumlah kalangan termasuk masyarakat.

Seperti yang belakangan ramai di media sosial. Baru-baru ini seorang pengguna Facebook dengan nama Jhony Hendra mengunggah postingan yang mengkritisi full day school tersebut.

"Jam 04.00 anak-anakku sudah bangun semua, mereka mandi sebelum Subuh, terus berangkat jam 06.30. Pulang jam 16.00 tiba di rumah 16.30, dalam perjalanan pulang mereka semua tertidur di mobil," tulis Jhony. "Inikah yang dinamakan program hebat? Tak ada waktu bagi guru yang pulang menjelang magrib dengan kehidupan pas-pasan. Tak ada waktu bagi mereka (guru) untuk mencari peluang hidup lebih baik."

Tidak hanya itu, Jhony juga meminta agar pemerintah tidak menjadikan program ini sebagai uji coba. "Tidakkah kalian tahu bahwa daya tampung fokus seorang anak itu terbatas, belajarlah psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, jangan lakukan program uji coba yang dapat merusak generasi bangsa ini," imbuhnya.

Melalui postingannya itu, Jhony juga menyertakan tiga foto anaknya yang tengah tertidur kelelahan. Mereka terlihat berbaring di sofa dan juga di mobil. Jhony mengaku tidak tega melihat buah hatinya pulang dalam kondisi seperti itu.

Postingan Jhony tersebut tak pelak langsung menuai beragam dukungan dari orangtua lainnya. Mereka juga mengeluhkan anak-anaknya yang kini bahkan tak sempat bermain dan menikmati masa kecilnya. Mengingat full day school menerapkan jam belajar selama 8 jam, 5 hari seminggu.

Sementara itu, Mendikbud Muhadjir sendiri sebelumnya telah mengatakan alasannya mengusulkan program ini salah satunya adalah untuk lebih mengawasi pergaulan dan perkembangan anak-anak calon generasi penerus bangsa. Apalagi dengan semakin maraknya radikalisme dan juga terorisme yang semakin menyebar di Indonesia.

Menurutnya sebagai "rumah kedua", sekolah menjadi salah satu sarana untuk mencegah penyebaran hal-hal negatif itu meracuni pikiran polos anak-anak. Selain itu, tak hanya pelajaran full day school juga diisi dengan berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang berguna mengembangkan potensi anak-anak.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel