Populer Hingga Jadi Makanan Sehari-Hari, Indomie Sampai Diklaim Nigeria

Foto: Populer Hingga Jadi Makanan Sehari-Hari, Indomie Sampai Diklaim Nigeria



Popularitas Indomie di Nigeria rupanya membuka peluang kerja sama perdagangan yang dilewatkan oleh pemerintah Indonesia.

Kanal247.com - Indomie bisa disebut sebagai makanan sejuta umat. Produk mie instan asal Indonesia ini begitu digemari oleh masyarakat di luar negeri hingga wilayah Afrika. Bahkan di Nigeria, Indomie seolah-olah telah menjadi makanan sehari-hari.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan jika popularitas Indomie sangat luar biasa di salah satu negara di Benua Afrika itu. "Mulai dari masyarakat bawah sampai atas, itu luar biasa Indomie jadi makanan sehari-hari," ujarnya baru-baru ini.

Bahkan saking populernya sampai ada yang mengklaim jika Indomie adalah produk Nigeria. "Bahkan sampai-sampai, Indomie mereka klaim sebagai brand Afrika. Indomie sudah jadi makanan sehari-hari di sana," imbuh Enggar. Meski begitu pemerintah Indonesia tampaknya tidak terlalu memikirkannya. Pasalnya sudah sangat jelas jika mie instan lezat itu adalah merek asli Indonesia.

Berdasarkan situs resmi Indomie diketahui jika, produk mie itu menguasai setidaknya 74 persen pangsa pasar di Nigeria. Pertumbuhan tahunannya pun mencapai 40 persen. Indomie juga mendominasi diantara 16 produsen mie di negara itu.

Popularitas Indomie tersebut juga membuka peluang kerja sama di bidang perdagangan antara kedua negara. Indonesia dan Nigeria sepakat untuk melakukan pertukaran dagang antara dua komoditas minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak mentah (crude oil).

Menteri Enggar mengatakan permintaan atas minyak sawit bertambah seiring meningkatnya popularitas Indomie. Megingat CPO merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan produk mie asal Indonesia itu. Sedangkan Indonesia sendiri membutuhkan pasokan minyak mentah.

Rencananya barter (counter trade) tersebut akan mulai direalisasikan tahun depan. Enggar menngungkap jika pihaknya telah mengatakan hal itu pada Presiden Joko Widodo dan berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Saya harap counter trade bisa terjadi tahun depan, ini bisa segera kita mulai lakukan. Karena secara teknis memang tidak mudah, hanya prosesnya harus segera kita segera lakukan," ujarnya. Diharapkan barter ini bisa mengurangi defisit perdagangan Indonesia-Nigeria yang mencapai USD 1,3 miliar.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel