Kasus Seungri Diklaim Beda dari Fakta, Media Korea Selatan Disebut Sengaja Giring Opini

Foto: Kasus Seungri Diklaim Beda dari Fakta, Media Korea Selatan Disebut Sengaja Giring Opini Facebook



Seseorang membeberkan mengenai keanehan dari kasus Seungri eks BIGBANG yang disebarkan oleh media Korea Selatan, disebut berbeda dari fakta yang muncul di pengadilan.

Kanal247.com - Pada 2019 lalu, kasus Seungri eks BIG BANG diketahui muncul ke permukaan. Kasus tersebut diawali dengan pertikaian di klub Burning Sun di mana Seungri adalah direktur. Permasalahan tersebut kemudian meluas hingga membuka layanan prostitusi untuk menjamu klien hingga penyerangan.

Akhir Januari lalu, hasil sidang banding Seungri berhasil mengurangi setengah dari hukuman awalnya dari 3 tahun menjadi 1,5 tahun. Pengurangan ini karena Seungri disebut telah mengakui 8 tuduhannya berbeda dari sebelumnya yang selalu membantah dan hanya mengakui 1 tuduhan.

Baru-baru ini, muncul seseorang yang mempertanyakan mengenai kasus Seungri lantaran dinilai tidak sesuai dengan fakta. Sosok tersebut menyoroti mengenai media dari Hankook Kyungje pada 30 Januari yang berjudul "Apakah hukumannya akan dikurangi jika saya menulis surat permintaan maaf?"

Artikel tersebut menyoroti Seungri yang sama sekali tidak menuliskan surat permintaan maaf selama penyelidikan kasus berlangsung. Artikel tersebut berfokus pada "kejahatan seksual" dan "korban", bahkan menyinggung mengenai Cho Joo Bin dalam kasus N-Room yang sama sekali tidak terkait dengan kasus Seungri. Sosok tersebut mempertanyakan motif yang membuat artikel tersebut membahas orang yang tak ada hubungannya dengan kasus Seungri.

Pemberitaan terkait dengan kasus Seungri eks BIGBANG

Sumber: Allkpop

Selain membahas mengenai artikel di Hankook Kyungje, sosok tersebut juga menerangkan bahwa surat permintaan maaf tidak berhubungan dengan hukuman seseorang dengan mengutip ucapan hakim di Pengadilan Distrik Pusat Seoul.

"Secara pribadi, saya tidak peduli jika Anda mengirim banyak surat. Sebenarnya ada korban yang melakukan kekerasan sekunder, seperti menyalahkan korban dalam persidangan kejahatan seksual. 'Refleksi diri sejati 'ditambahkan sebagai faktor hukuman untuk membedakan antara mereka dan terdakwa yang mengakui dakwaan," ungkap hakim tersebut.

Kemudian disinggung juga mengenai anggapan bahwa "korban" tidak diperhatikan hingga membuatnya mendapatkan keringanan hukuman karena hanya karena pernyataan Seungri. Menurut Song Jae Hyung, pemilik gelar Ph.D di Insitut Urusan Kriminal dan Kebijakan Korea menyebutkan bahwa hukuman tersebut tidak dilihat dari pandangan masyarakat. Namun, ia menyebutkan suara korban seakan menghilang dari kasus ini.

"Refleksi sejati setelah kejahatan adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Ini adalah penilaian yang tidak sesuai dengan pandangan masyarakat untuk mengurangi setengah dari hukuman karena unsur refleksi, yang hanya salah satu faktor hukuman. Suara korban yang paling sentral hilang," ungkap Song Jae Hyung.

Song Ki Heon, anggota Majelis Nasional Korea Selatan dari Partai Demokrat Korea menjadi salah satu yang mengusulkan RUU untuk meminta hakim mendengarkan pernyataan pendapat korban ketika mempertimbangkan hukuman. "Korban tidak punya pilihan selain menangis dua kali karena kondisi hukuman yang nyaman dan berpusat pada pelaku. Kami perlu menghapus air mata korban dengan menetapkan standar hukuman dari perspektif perlindungan korban," jelas Song Ki Heon.

Pada kasus Seungri, banyak wartawan yang dilaporkan mengungkapkan sosok saksi sebagai "korban" dalam pemberitaan mereka. Saksi-saksi itu disebut bahwa Seungri tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai situasi tersebut dan mereka tidak ingin dia dihukum. Misalnya, penggunaan jasa prostitusi yang diakui hanya untuk diri sendiri.

Seorang mantan PSK yang menjadi salah satu saksi sepakat bahwa Seungri tidak mengetahui bahwa dirinya adalah seorang PSK pada saat memberikan layanan seksual kepadanya. Pernyataan ini selaras dengan pernyataan Seungri. Selain itu, tidak ada pemaksaan yang terjadi terhadap mantan PSK yang bersangkutan.

Sosok tersebut mengkritik wartawan yang tidak membeberkan kebenaran terkait dengan saksi yang justru disebut korban tersebut. Sosok tersebut menyebutkan motif artikel Hankook Kyungje jelas adalah sebagai agenda untuk memutarbalikkan dan memanipulasi fakta sebenarnya dari kasus Seungri.

Media disebut telah memutarbalikkan fakta kasus sehingga tampak sebagai "kejahatan seksual yang serius". Namun, pada pengadilan disebut sebagian besar dakwaan Seungri dianggap ringan atau tidak serius.

Komentar Anda

Tags

Topik Berita

Rekomendasi Artikel