Dianggap Rusak Citra, Serial Netflix 'D.P.' Dituntut Oleh Toko Ritel Ini untuk Berhenti Tayang

Foto: Dianggap Rusak Citra, Serial Netflix 'D.P.' Dituntut Oleh Toko Ritel Ini untuk Berhenti Tayang Instagram



Pengajuan pelarangan penayangan ini biasanya menandakan adanya kemungkinan suatu pihak dirugikan atas penayangannya dimana keputusan pengadilan nantinya akan digunakan untuk menghentikan penayangan atau untuk meminimalisir kerugian.

Kanal247.com - Serial original Netflix "D.P." menjadi sorotan karena mengungkap kebobrokan wajib militer di Korea Selatan. Drama yang dibintangi oleh Jung Hae In ini bercerita tentang penugasan seorang prajurit muda untuk menangkap pembelot tentara dan mengungkapkan kenyataan menyakitkan yang dialami oleh para tamtama selama panggilan tugas wajib mereka.

Namun baru-baru ini Korea Seven, sebuah afiliasi Lotte Group yang mengoperasikan mini market 7-Eleven telah meminta bantuan hukum dari firma hukum besar untuk meninjau pengajuan pelarangan penayangan dari serial "D.P." Pengajuan tersebut rupanya tidak hanya berlaku untuk rumah produksi Climax Studio namun juga Netflix.

Hal ini dilakukan karena menandakan adanya kemungkinan suatu pihak dirugikan atas penayangannya. Biasanya keputusan pengadilan nantinya akan digunakan untuk menghentikan penayangan atau untuk meminimalisir kerugian. Ketika dihubungi oleh Kookmin Ilbo, pihak Korea Seven menyatakan, "Kami sedang mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum yang bisa ditempuh karena adanya resiko kerusakan reputasi atas brand kami dan citra pemilik toko."

Sedangkan bagian yang dipermasalahkan oleh Korea Seven adalah adegan di dalam episode 5. Dalam adegan tersebut tampak Hwang Jasoo yang diperankan oleh Shin Seung Ho berbicara dengan pemilik toko. Hwang Jasoo yang bekerja paruh waktu disuruh oleh pemilik toko untuk melakukan aktivitas ilegal dengan mengembalikan susu kadaluarsa ke tempatnya, bukannya dibuang. Di adegan itu Hwang Jasoo dan pemilik toko menggunakan seragam dengan logo asli 7-Eleven.

Adegan tersebut rupanya diambil pada bulan Januari lalu di salah satu cabang 7-Eleven atas permintaan tim produksi. Pihak Korea Seven menyatakan, "Adegan itu diprediksi dapat merusak nama brand dan/atau pemilik toko karena membuat penonton salah paham 7-Eleven melakukan aktivitas ilegal. Penggunaan lokasi memang sudah berijin, tapi kami tidak menyangka kontennya akan seburuk ini. Jika kami di awal tau adegannya seperti itu, kami tidak akan mengijinkannya."

Selain itu Korea Seven juga telah meminta rumah produksi untuk melakukan merevisi dan mengedit adegan itu. Sebagai respon, pihak tim produksi menyatakan, "Kami tidak berencana untuk menanggapi permintaan 7-Eleven. Kami sedang mendiskusikan secara internal bagaimana mengurus adegan yang dipermasalahkan itu."

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel