Deddy Corbuzier Putuskan Pamit dari Medsos dan Podcast, PB SEMMI: Karena Dinar Candy Diproses Hukum?

Foto: Deddy Corbuzier Putuskan Pamit dari Medsos dan Podcast, PB SEMMI: Karena Dinar Candy Diproses Hukum? Instagram



Deddy Corbuzier mundur dari media sosial dan podcast. Direktur Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI), Gurun Arisastra, lantas menanyakan hal tersebut.

Kanal247.com - Publik beberapa waktu lalu sempat dihebohkan dengan aksi Dinar Candy mengenakan bikini di pinggir jalan. Gara-gara hal tersebut, Dinar Candy ditetapkan sebagai tersangka.

Direktur Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI), Gurun Arisastra, pun menyoroti soal keputusan Deddy Corbuzier mundur dari podcast dan media sosial. Padahal, podcast milik Deddy sudah ditonton jutaan orang setiap kontennya.

"Iya saya dapat kabar, beliau mundur dari medsos dan podcast, heran sih kenapa kok mundur, sangat disayangkan ya," ungkap Gurun Arisastra dalam keterangan tertulis pada Minggu (15/8).

Gurun kemudian berharap jika keputusan Deddy tersebut tak ada kaitannya dengan kasus Dinar Candy. Pasalnya sebelum Deddy mengumumkan mundur dari medsos, ia sempat melayangkan protes soal hukum terhadap Dinar Candy.

"Kenapa ya mundur? apa karena Dinar candy di proses hukum? Kok lucu ya, emang mas Deddy setuju bangsa ini ke depan bisa demo berbikini di pinggir jalan?" kata Gurun.

"Setuju seluruh masyarakat di daerah bisa demo pakai bikini di pinggir jalan? Harapan saya sih bukan itu ya alasan mundurnya, semoga tidak," sambung Gurun. "Walaupun terakhir Podcast-nya mengkritik Dinar candy di proses hukum."

Selain itu, Gurun mengatakan bahwa masyarakat harus melihat proses hukum ini sebagai bentuk peran negara menjaga moralitas bangsa. Menurut Guntur, langkah proses hukum itu harus diapresiasi.

"Justru sebaiknya kita apresiasi kasus hukum ini, artinya negara telah hadir berupaya menjaga moralitas bangsanya," tutur Gurun.

Tak hanya itu, Gurun juga menyinggung soal kultur di semua daerah. Salah satunya seperti kultur di Bali, di sana banyak wanita yang berpakaian berbikini namun tidak diproses hukum. Menurut Gurun, justru tidak adil jika semua daerah disamakan kulturnya.

"Banyak yang bingung dan mengatakan kenapa di Bali tidak proses sedangkan di Jakarta di proses hukum," kata Gurun. "Justru bagi saya menjadi tidak adil jika Bali dan Jakarta disamakan kultur daerahnya."

"Setiap daerah memiliki kultur atau kebiasaan yang berbeda, di Jakarta saya tidak pernah lihat orang naik motor pakai bikini, berjalan di trotoar pakai bikini, masuk mal," lanjut Gurun. "Saya juga enggak pernah lihat orang hanya pakai bikini demo bahkan di Bali."

Maka dari itu, Gurun menilai proses hukum kasus Dinar Candy merupakan wujud negara melaksanakan Pancasila. "Esensi dari Pancasila kan nilai moralitas. Negara melindungi kebebasan berpendapat namun tidak boleh mengesampingkan nilai moralitas," pungkas Gurun.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel