Mantan Trainee K-Pop Ungkap Cara Ekstrem Agensi Atur Berat Badan

Foto: Mantan Trainee K-Pop Ungkap Cara Ekstrem Agensi Atur Berat Badan BBC



Mantan trainee tersebut bernama Euodias. Gadis asli Inggris yang merupakan keturunan Tiongkok dan Korea ini mengungkapkan bahwa peserta pelatihan di agensinya harus memiliki batas berat badan tertentu.

Kanal247.com - Dalam hal penampilan seorang idol K-Pop, berat adalah salah satu fitur yang diperhatikan semua orang. Sejumlah idol yang memiliki tubuh lebih berisi seperi Ailee dan CL dianggap aneh dan tidak memenuhi standar kecantikan idol K-Pop pada umumnya.

Sementara idol lain telah mengungkapkan tentang diet berbahaya mereka dan memperingatkan orang lain untuk menentangnya, seorang mantan trainee telah mengungkapkan kepada BBC. Mantan trainee tersebut bernama Euodias. Gadis asli Inggris yang merupakan keturunan Tiongkok dan Korea ini mengungkapkan bahwa setiap trainee di agensinya harus memiliki berat badan di bawah berat tertentu.

“Setiap orang harus memiliki berat tidak lebih dari 47kg terlepas dari usia atau tinggi badan mereka,” ujarnya. Selain berat badan mereka diumumkan kepada semua orang di seluruh ruangan selama pemeriksaan berat badan mingguan, mereka yang beratnya lebih dari ketentuan agensi akan dibatasi makannya dan bahkan hanya diberi air minum.

“Jika Anda melebihi berat yang ditentukan, mereka akan menjatah makanan Anda,” ujarnya yang dilansir dari Koreaboo pada Kamis (19/11). “Kadang-kadang mereka bahkan mengambil seluruh makanan dan peserta pelatihan yang 'kelebihan berat badan' itu hanya akan diberi air.”

Akibatnya, banyak dari mereka yang mengalami penurunan kesehatan. “Membuat dirimu sendiri kelaparan benar-benar menjadi normal,” ujarnya. Cukup banyak yang mengalami gangguan makan dan bahkan berhenti mengalami siklus menstruasi mereka. “Beberapa trainee menderita anoreksia atau bulimia, dan banyak dari gadis-gadis yang tidak menstruasi,” ujarnya.

Namun, yang paling mengejutkan dari semuanya adalah para trainee ini menjadi terbiasa pingsan karena kekurangan makanan di tubuh mereka. “Pingsan karena kelelahan adalah hal biasa. Seringkali kami harus membantu membawa peserta yang tidak sadar kembali ke asrama,” tuturnya.

Sayangnya, para trainee bahkan saling memberi selamat karena telah mencapai titik itu. “Sikap di antara para trainee setelah itu seperti, ‘Bagus untuknya! Dia sangat menginginkannya!’” ujar Euodias. Ia dapat melihat kembali masa-masa itu dengan kedewasaan dan menyadari betapa mengerikannya saat itu.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel