5 Fakta Soal Vaksin Merah Putih, Vaksin Covid-19 Buatan Indonesia
Indonesia diketahui sudah mulai mengembangkan vaksin virus corona yang diberi nama Vaksin Merah Putih, ini fakta-fakta patut diketahui mengenai perkembangannya.
Kanal247.com - Cina memang diketahui sudah menemukan vaksin virus corona yang diberi nama Sinovac. Indonesia sendiri pun juga diketahui tengah mengembangkan vaksin Covid-19 yang diketahui diberi nama Vaksin Merah Putih.
Vaksin Merah Putih saat ini tengah dikembangkan oleh Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman. Vaksin menggunakan virus strain lokal yang berkembang di Indonesia.
Berikut adalah fakta-fakta mengenai Vaksin Merah Putih yang kini tengah dikembangkan.
1. Beda dari Vaksin Virus Corona Buatan Cina
Vaksin Merah Putih dipastikan berbeda dengan Vaksin Sinovac yang kini dikembangkan di Cina. Vaksin Sinovac menggunakan virus utuh yang dibiakkan kemudian dimatikan dengan bahan kimia atau cara lain, Vaksin Merah Putih hanya menggunakan dua protein yang diambil dari virus. Yakni, spike protein dan nukleus capsid protein sebagai antigen.
2. Proses Pengembangan Sudah Capai 50%
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio menjelaskan vaksin Corona Merah Putih nantinya akan melakui uji klinis pada hewan terlebih dahulu. "Vaksinnya kira-kira sudah 50%-lah, sudah sampai di dalam tahap menunggu ekskresi antigennya. Antigennya itu kan berbentuk rekombinan, sedang kami proses, nanti kalau sudah berhasil iya akan diteruskan uji pada hewan dan kalau berhasil akan diserahkan ke Biofarma," ungkap Prof Amin seperti yang dilansir dari detikcom.
3. Belum Terdaftar di WHO Karena Pengembangan Tahap Awal
Saat ini Vaksin Merah Putih diketahui belum terdaftar di World Health Organization (WHO), hal itu disebabkan lantaran pengembangan baru memasuki tahap awal. "Vaksin Corona Merah Putih tidak ada di daftar WHO karena masih dalam pengembangan tahap awal. Jika nanti uji klinis sudah berjalan tentu akan didaftarkan pada WHO," ungkap Prof. Wiku dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui kanal YouTube resmi mereka, BNPB Indonesia.
4. Penuhi Setengah dari Kebutuhan Vaksin Indonesia
Indonesia dikabarkan hanya akan mendapatkan jatah vaksin maksimal 20% dari kebutuhan untuk Vaksin Sinovac dan CEPI. Sisanya harus diusahakan dari kerja sama atau membuat vaksin corona sendiri. "Kalau kita cermati di beberapa dokumen Sinovac atau CEPI negara yang berpartisipasi akan mendapatkan 'jatah' 20% dari kebutuhannya kita harus menyiapkan selebihnya Sisanya itu, sekitar 80% harus kita penuhi sendiri lewat vaksin merah putih," ungkap Ketua LBM Eijkman, Amin Soebandrio.
5. Bakal Diproduksi Massal di Tahun 2022
Meski sudah proses pengembangan, Vaksin Merah Putih ini direncanakan akan diproduksi massal pada tahun 2022. Pasalnya, vaksin harus memasuki uji klinis fase satu, dua, dan tiga terlebih dahulu. "Penyuntikan pertama (uji klinis fase satu) kemungkinan trimester kedua 2021 dan (uji klinis) diprediksi selesai akhir 2021 dan produksi massal (vaksin) pada awal 2022," terang Amin Soebandrio.
Semoga pengembangan Vaksin Merah Putih berjalan dengan lancar dan bisa segera diproduksi massal, ya. Eiiits, ingat meski vaksin sudah ditemukan bukan berarti virus corona benar-benar lenyap. Tetap menjaga kesehatan dan kebersihan tentu patut dilakukan. Jangan mudah percaya juga dengan penemuan obat Covid-19 karena prosesnya cukup panjang. Cek proses penyebaran obat di sini, yuk.