Heboh Kasus Kematian George Floyd, Ernest Prakasa Ngaku Turut Jadi Korban Rasisme di Indonesia

Foto: Heboh Kasus Kematian George Floyd, Ernest Prakasa Ngaku Turut Jadi Korban Rasisme di Indonesia Instagram



Ernest Prakasa ikut menanggapi soal kasus kematian George Floyd yang tengah menjadi perbincangan hangat masyarakat di Amerika Serikat. Ernest pun bercerita bahwa ia adalah korban rasisme juga.

Kanal247.com - Komika Ernest Prakasa ikut berbicara mengenai kasus rasisme yang telah menewaskan George Floyd pada 25 Mei lalu di Minneapolis, Amerika Serikat. Ia kemudian mengatakan bahwa di Indonesia juga memiliki persoalan rasisme dan berlangsung selama beratus-ratus tahun.

"Kasus rasisme di Amerika Serikat, di mana warga kulit hitam dipersepsikan lebih kriminal oleh kepolisian sehingga mereka cenderung lebih keras bahkan mematikan terhadap mereka," ungkap Ernest dalam unggahan IGTV di akun Instagram-nya pada Rabu (3/6).

Pria berusia 38 tahun ini lantas mengatakan bahwa rasisme merupakan persoalan kemanusiaan yang amat kompleks. Ernest mengaku sebagai korban rasisme di Indonesia hingga membuatnya benci terhadap orang-orang yang berlaku rasis kepadanya karena beretnis Cina.

"Gue ketika tumbuh besar, gue mikir salah gue apa? Gue enggak salah apa-apa, gue cuma salah lahir saja, lahir Cina sampai mati gue akan jadi Cina," kata Ernest. "Dan gue mengalami diskriminasi oleh sesuatu yang bukan gue pilih, itu sebuah ketidakadilan yang dialami oleh kelompok minoritas di manapun."

Ernest kemudian berusaha berdamai dengan perundungan dan diskriminasi yang ia alami. Belajar dari buku referensi yang dibacanya, Ernest memahami bahwa persoalan rasisme itu amat kompleks dan tidak sekadar perbedaan etnis, agama hingga warna kulit saja.

"Rasisme di Indonesia dan di Amerika juga beda. Kulit hitam di Amerika itu cenderung kriminal dan berbuat kekerasan, rasisme orang Cina di Indonesia itu," cerita Ernest. "Orang Cina itu pelit, sok elit, eksklusif, enggak mau bergaul dengan pribumi dan lain sebagainya."

Suami Meira Anastasia ini beranggapan bahwa akar masalah rasisme itu berbeda-beda. Bagi Ernest, rasisme muncul karena ulah VOC, perusahaan dagang di Belanda yang menjadi kolonial Indonesia selama berabad-abad lalu.

"Mereka (VOC) bikin divide et impera antara orang bule, orang pribumi atau bumiputera menurut istilah mereka, dan Timur Asing, istilah Cina menurut mereka," tutur Ernest. "Bumiputera yang kerja keras, tapi orang Timur Asing yang digandeng untuk mengisi posisi-posisi tertentu."

Menurut Ernest, saat ini masyarakat sedikit mulai menerima etnis Cina. Sebab, sudah banyak orang Cina yang menjadi politikus, entertainer dan masih banyak lainnya. Ernest pun mengaku sudah tidak marah meski masih mendapatkan perlakuan yang rasis.

Menutup perbincangannya, Ernest berharap kasus yang menimpa pada George bisa mendorong masyarakat agar kerjadian tersebut tidak terulang lagi. "Rasisme itu lahir dari stereotipe. Inilah yang melanggengkan rasisme di tengah kita. Stereotipe itu bisa langgeng karena tiap orang bergaul dengan berbagai macam orang," tandas Ernest.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel