Kerap Bikin Idol Depresi, Begini Reaksi Netizen Korea Saat Tak Bisa Berkomentar Jahat Lagi

Foto: Kerap Bikin Idol Depresi, Begini Reaksi Netizen Korea Saat Tak Bisa Berkomentar Jahat Lagi Nikkei Asian Review



Usai meninggalnya Sulli dan Goo Hara yang diduga bunuh diri karena tak kuat menghadapi komentar jahat netezen, sejumlah pihak pun menuntut agar berita online tersebut menutup kolom komentarnya.

Kanal247.com - Beberapa idol maupun artis Korea Selatan diketahui mengalami beberapa ganngguan psikologis seperti depresi maupun anxiety disorder. Selain karena masalah internal, sejumlah idol juga diketahui sempat merasakan depresi karena komentar jahat para netizen Korea.

Kalimat jahat netizen tersebut kerap bertebaran di kolom komentar berbagai media berita online setempat seperti Naver, Dispatch, OSN, dan banyak lagi. Usai meninggalnya Sulli dan Goo Hara yang diduga bunuh diri karena tak kuat menghadapi komentar jahat netezen, sejumlah pihak pun menuntut agar berita online tersebut menutup kolom komentarnya.

Permintaan tersebut akhirnya dikabulkan oleh beberapa media online baru-baru ini. Mereka sepakat untuk menonaktifkan dan menghapus semua bagian komentar dari semua artikel media online dalam gerakan positif untuk meningkatkan budaya internet yang sehat.

Dengan kolom komentar yang hilang dari semua artikel media utama, sejumlah netizen mengamati bahwa telah adanya peningkatan yang signifikan dari reaksi "marah" di bawah artikel hiburan. Emotikon “marah” tersebut kemungkinan diberikan oleh beberapa netizen jahat yang tak bisa melontarkan kata-kata buruk secara langsung di berita tersebut.

Kerap Bikin Idol Depresi, Begini Reaksi Netizen Korea Saat Tak Bisa Berkomentar Jahat Lagi

Allkpop

Kerap Bikin Idol Depresi, Begini Reaksi Netizen Korea Saat Tak Bisa Berkomentar Jahat Lagi

Allkpop

"Saya pikir reaksi 'marah' telah meningkat sejak bagian komentar dihapus,” ujar seorang netizen di salah satu platform online. “Mereka ingin meninggalkan komentar jahat tetapi mereka tidak bisa sehingga yang bisa mereka lakukan hanyalah mengekspresikan frustrasi mereka dengan reaksi 'marah'."

"Jauh lebih baik sekarang karena tidak ada lagi komentar", kata netizen lain menimpali. "Senang bagian komentar hilang kekekeke, yang bisa mereka lakukan hanyalah bereaksi dengan 'marah' kekekeke," kata yang lain.

“Sedih sekali ... mereka punya banyak waktu, tetapi yang bisa mereka lakukan hanyalah menekan tombol reaksi setelah keluar dari jalan mereka untuk mencari artikel tentang orang yang mereka benci,” kata netizen lain. "Siapa yang peduli apakah mereka marah atau tidak kekekeke, bukankah sangat menyegarkan untuk tidak harus melihat komentar menjijikkannya," imbuh netizen lain yang juga prihatin atas maraknya komentar jahat.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel