Prihatin Kasus Bullying Anak, Cornelia Agatha Bakal Buat Lembaga Perlindungan

Foto:  Prihatin Kasus Bullying Anak, Cornelia Agatha Bakal Buat Lembaga Perlindungan Instagram



Nantinya lembaga perlindungan itu anak memberikan perlindungan kepada anak-anak yang mengalami kekerasan, termasuk bullying dari teman-teman atau lingkungan sekitarnya.

Kanal247.com - Tidak dipungkiri, kasus perundungan atau bullying masih marah terjadi di Indonesia. Tidak hanya terjadi di kaum dewasa atau remaja, kasus perundungan tersebut juga marak terjadi di kalangan anak-anak. Hal ini tampaknya menjadi perhatian serius dari Cornelia Agatha.

Merasa sangat prihatin dengan banyaknya kasus bully anak di Indonesia, Cornelia Agatha pun menyikapinya dengan serius. Dia memiliki keinginan besar untuk bisa memutus mata rantai kasus perundungan dan kekerasan terhadap anak di Indonesia.

Dengan harapan seperti itu, Cornelia Agatha mengaku dirinya ingin memiliki lembaga yang akan fokus mengurus masalah-masalah perundungan dan kekerasan terhadap anak. Pemeran Sarah di film "Si Doel The Movie 2" ini bertekad kasus bullying harus segera disudahi. Setidaknya, lingkungan terdekat yakni keluarga haruslah memahami masalah-masalah tersebut.

"Jadi ini ada rencana juga, rencana besar saya ingin membuat sebuah lembaga yang sifatnya perlindungan anak dari kekerasan. Kita baru ketemu temen-temen," kata Cornelia Agatha di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Januari. "Beberapa temen yang memang peduli, yang memang profesional di sana, dan aktivis juga. Untuk minta masukan dan mungkin bisa bekerja sama gitu," kata Cornelia Agatha lagi.

"Ya memang marak (kasus). Justru itu salah satu program saya ingin membuat satu program untuk mengedukasi sekolah-sekolah tentang bullying gitu," lanjut Cornelia Agatha. "Dan juga mengampanyekan kekerasan anak di domestik, di keluarga," lanjutnya.

Wajar jika Cornelia Agatha merasa sangat nelangsa dengan kasus-kasus bullying dan kekerasan terhadap anak seperti itu. Pasalnya, dia pernah menjenguk dan bertemu langsung dengan para korban kekerasan dan bullying terhadap anak.

"Tahun 2010 saya sempat nengokin seorang bayi berumur lima bulan. Dia menjadi korban kekerasan ibunya, tangan dua-duanya patah, kakinya dua-duanya patah, itu saya sempet nengok ke rumah sakit," ungkap Cornelia Agatha. "Setelah itu saya menemukan lagi satu kasus yang cukup ramai di media, saya sempet ke rumah sakit lagi nengok anak yang lain yang menjadi korban penculikan, terus dijadiin pengemis gitu ya tapi penuh luka-luka."

Saking stresnya keadaan tersebut, anak itu sampai tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. "Dan anak itu stres banget, pada saat saya ajak ngomong dia enggak bereaksi. Tapi dia cuma nangis aja dan pandangannya cuma satu arah ke atas, sama sekali dia nggak bereaksi sama saya, jadi memang sudah stres berat," pungkasnya.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel