Cynthia Lamusu Lega Kemajuan Teknologi Bantu Pengobatan Mata Anaknya

Foto:  Cynthia Lamusu Lega Kemajuan Teknologi Bantu Pengobatan Mata Anaknya Instagram



Sudah memakai kacamata di usia 18 bulan, Cynthia Lamusu bersyukur proses lasik bisa digunakan untuk membantu pengobatan dan penyembuhan penyakit mata yang dialami Bima.

Kanal247.com - Tidak pernah terbayangkan di oikiran Cynthia Lamusu bahwa salah satu anak kembarnya akan mengalami gangguan mata serius. Anak kembar Cynthia Lamusu dan Surya Saputra ini memang terlahir secara prematur, alhasil harus menjalani serangkaian pemeriksaan. Setelah diperiksa, salah satu anak mereka mengalami gangguan di bagian mata.

Dari hasil pengecekan itu di usia dua minggu, Bima anak laki-laki terdeteksi mengalami gangguan mata yang cukup serius yakni AP ROP atau retinopati prematuritas. AP ROP adalah gangguan mata yang berpotensi membuat mata menjadi buta. Alhasil Bima yang masih berusia 2 tahun kini harus melakukan beberapa tahap penanganan, termasuk memakai kacamata. Bima telah menggunakan kacamata sejak usia 18 bulan.

"Pas awal dokter vonis itu, sempat bingung, cari second opinion dari dokter lain tapi ternyata hasilnya memang harus begitu," ungkap Cynthia Lamusu di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 Desember. "Itu kondisi dari risiko yang terjadi bila bayi prematur. Tapi, tidak semua bayi prematur kena ROP. Untuk Bima ROP bukan yang biasa tapi ROP jenis lebih aktif. Tapi alhamdulillah karena screening tepat waktu sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tak terjadi. Karena kalau tidak ditindak segera risiko kebutaan."

"Awalnya tidak percaya pas didiagnosa pakai kacamata di usia 18 bulan. Setelah divonis AP ROP memang secara berkala periksa, pas di usia 18 bulan akhirnya baru terdeteksi dia memerlukan kacamata," lanjut Cynthia Lamusu. "Minus 9 sama 7. Cukup besar makanya saya nggak percaya. Karena nggak pernah ada masalah. Jalan nggak nabrak atau apa, ngambil barang nggak salah," ceritanya lagi.

Ketika menjalani pengobatan, Bima dihadapkan pada dua pilihan antara laser atau suntik. "Kami dikasih dua pilihan, ada laser atau suntik. Kami pilih konsultasi yang terbaik akhirnya dipilih suntik di bola mata. Kondisinya alhamdulillah semakin nyaman pakai kacamatanya. Karena kan dia sempat berproses," jelas Cynthia Lamusu.

Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini, Cynthia Lamusu yang awalnya merasa tidak percaya dengan penyakit Bima, akhirnya bisa menerima kondisi sang buah hati. Teknologi yang semakin canggih membuat Cynthia Lamusu bisa mengobati penyakit Bima dengan proses lasik.

"Kan sekarang ada teknologi lasik ya. Nanti kalau sudah besar insyaallah bisa. Tapi gimanapun saya tetap sabar karena tergantung kondisi anak-anak. Punya bayi prematur kita orang tua harus sedikit ekstra. Kata dokter juga bayi prematur itu selain screening kita harus memantau lebih esktra," kata Cynthia Lamusu. "Sekarang kita belum periksa lagi (minusnya). Sudah hampir setahun ya pakai. Memang harus periksa lagi, tapi belum sempat," pungkasnya.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel