Asosiasi Label Industri Rekaman Korea Ajukan Petisi Soal Grafik Chart dan Komentar Dengan Nama Asli

Foto: Asosiasi Label Industri Rekaman Korea Ajukan Petisi Soal Grafik Chart dan Komentar Dengan Nama Asli



Asosiasi Label Industri Rekaman Korea mengajukan petisi untuk menghapuskan grafik chart yang ditampilkan secara real time sekaligus meminta netizen yang berkomentar untuk menggunakan nama asli mereka.

Kanal247.com - Belum lama ini, industri musik Korea dihebohkan dengan isu manipulasi tangga lagu di mana beberapa musisi dirumorkan melakukan kecurangan dan praktik manipulasi agar album mereka meraih peringkat tinggi di tangga lagu. Korea punya istilah khusus untuk hal tersebut, yaitu sajaegi.

Sajaegi adalah sebuah istilah negatif dalam industri musik Korea yang merujuk pada praktik kecurangan seperti memanipulasi tangga lagu, membeli album dalam jumlah banyak oleh agensi sendiri untuk mendongkrak angka penjualan, hingga streaming farming di berbagai platform musik digital agar skor digital artis tersebut melonjak. Salah satu penyanyi yang belakangan menyuarakan aksi ini adalah Park Kyung Block B.

Lewat cuitan di laman Twitter, Park Kyung menuduh sejumlah penyanyi Korea melakukan aksi sajaegi. Aksi lugas dari penyanyi 27 tahun itu lantas menjadi perbincangan hangat dan topik yang cukup panas di industri musik K-Pop. Pernyataan tersebut juga memicu beberapa kalangan memberikan tanggapan hingga melakukan aksi nyata.

Asosiasi Label Industri Rekaman Korea Ajukan Petisi Soal Grafik Chart dan Komentar Dengan Nama Asli

Allkpop

Terbaru, Asosiasi Label Industri Rekaman Korea (LIAK) mengajukan petisi yang berkaitan dengan masalah tersebut. Pihaknya secara resmi meminta agar tak menampilkan grafik chart secara real time sekaligus meminta netizen untuk menggunakan nama asli mereka saat meninggalkan komentar. Wakil LIAK, Ketua Yoon Dong Hwan memposting petisi resmi di halaman petisi Blue House.

"Segala sesuatu yang online menjadi dibuat-buat dan dikendalikan. Kami telah datang ke dunia dimana kepentingan, media dan budaya masyarakat dikendalikan secara bebas," isi petisi tersebut."Peretas dan pemalsuan ilegal tengah menggerakkan dunia seperti yang mereka inginkan. Korea menjadi dunia itu. Kita berada dalam generasi di mana hukum yang mengatur dunia online sangat diperlukan."

Sementara itu, banyak orang yang berpikir jika kasus semacam ini akan sulit diungkapkan ke publik. Sebelumnya dalam acara "Night of Real Entertainment", sebuah wawancara dengan orang dalam industri hiburan telah dipublikasikan. Salah satu orang dalam tersebut mengatakan bahwa bisnis sajaegi ini memiliki keuntungan yang besar. Sementara sumber lain mengatakan bahwa tarif melakukan sajaegi dibanderol dengan harga tinggi hingga mencapai ratusan juta won.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel