Belum Ditemukan Obatnya, Virus Nipah dengan Tingkat Kematian Capai 70 Persen Merebak di India

Foto: Belum Ditemukan Obatnya, Virus Nipah dengan Tingkat Kematian Capai 70 Persen Merebak di India The Logical Indian



Semakin merebak, virus langka dan berbahaya ini dikhawatirkan akan menjadi bencana darurat kesehatan global.

Kanal247.com - Kekhawatiran yang besar sedang melanda India. Seorang pria berusia 20 tahun yang akan bepergian ke sebuah negara bagian di India, yakni Goa, dari Kerala, dilaporkan telah terjangkit penyakit yang diduga sebagai virus Nipah. Jika terbukti benar bahwa ia terjangkit virus tersebut, maka ini adalah kasus pertama adanya penyebaran virus Nipah di luar Kerala.

Virus Nipah pertama kali diidentifikasi pada tahun 1999 setelah wabah tersebut merebak di Malaysia dan juga Singapura. Penyakit ini diduga ditularkan oleh kelelawar, babi, atau hewan lainnya ke manusia. Virus ini tergolong sangat berbahaya. Diketahui, virus Nipah ini memiliki tingkat kematian mencapai 70 persen.

Jika terjangkit, penderitanya bisa mengalami ensefalitis atau peradangan otak. Selain itu juga menyebabkan gejala peranfasan yang parah. Mengerikannya, sampai saat ini, masih belum ditemukan obat atau vaksin untuk menyembuhkan virus ini. Meskipun demikian, penelitian mengenai kemungkinan ditemukannya vaksin untuk virus Nipah ini masih terus berlangsung.

Merebaknya wabah ini diyakini berasal dari keluarga yang tinggal di Kota Kerala di pesisir Kozhikode. Kementrian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India juga mengatakan bahwa petugasnya menemukan beberapa ekor kelelawar di sebuah sumur yang telah dipakai oleh tiga anggota keluarga yang meninggal akibat terjangkit virus ini. Bagaimanapun, sampel yang diambil dari kelelawar ini menunjukkan hasil yang negatif.

Demi mencegah penyebaran virus mematikan ini, para pejabat setempat mengaku akan meningkatkan pengujian sampel hewan lain dari kawasan tersbut. Mereka menyatakan ingin mencari tahu dari mana asal wabah ini. Menurut keterangan The Times of India dilansir Huffingtonpost pada Kamis (31/5), pemerintah terkait mengatakan bahwa virus ini dibawa oleh kelelawar pemakan buah. Sementara itu, kelelawar yang ditemukan dalam sumur tersebut merupakan kelelawar pemakan serangga.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, seseorang dapat terinfeksi virus Nipah setelah mengalami kontak langsung dengan pasien dari penyakit ini. Virus Nipah juga telah terdaftar dalam prioritas WHO sebagai penyakit yang diwaspadai dapat menyebabkan keadaan darurat kesehatan global. Selain virus Nipah, Ebola dan Zika juga masuk dalam daftar penyakit yang "menimbulkan risiko kesehatan masyarakat karena potensi epidemi mereka dan tidak adanya atau tidak cukupnya tindakan penanggulangan".

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel