Diliburkan Setiap Selasa Wage, Pedagang Kerja Bakti Bersihkan Malioboro

Foto: Diliburkan Setiap Selasa Wage, Pedagang Kerja Bakti Bersihkan Malioboro



Para pedagang di Malioboro diliburkan setiap hari Selasa Wage yang bertepatan dengan hari lahir Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Kanal247.com - Malioboro dikenal sebagai kawasan di Yogyakarta yang selalu menjadi tujuan wisatawan jika berkunjung ke kota tersebut. Sepanjang jalan di Malioboro dipenuhi oleh padagang-pedagang yang menjual barang-barang khas Yogya mulai dari batik hingga kerajinan lainnya.

Setiap harinya kawasan tersebut tak pernah sepi, baik dari pengunjung maupun pedagang. Meski membawa rezeki untuk warga sekitar dan para pedagang, kondisi tersebut tentunya juga berdampak pada lokasi dan lingkungan. Kawasan tersebut menjadi kotor dan kadang terlihat tidak rapi.

Demi tetap mempertahankan kebersihan dan kerapian ada kebijakan baru bagi para pedagang untuk libur secara serentak setiap Selasa Wage. Hari tersebut dipilih lantaran bertepatan dengan hari lahir Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Peraturan tersebut diketahui dilakukan pada Selasa (26/9). Para PKL yang biasa memenuhi sepanjang jalan diliburkan sepanjang Selasa siang mulai pukul 00:00. Meski tidak bisa mendapat penghasilan selama sehari, mereka rupanya juga sama sekali tidak keberatan.

Para pedagang itu datang ke Malioboro untuk membersihkan tempat yang biasa mereka gunakan untuk mencari nafkah. Diliburkannya para PKL itu rupanya membuat wajah Malioboro menjadi sangat berbeda. Lokasi yang biasanya sangat ramai dan padat itu terlihat lengang dan sepi.

Diliburkannya PKL di Malioboro selama satu hari itu  juga disambut positif oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bahkan sang Sultan juga sempat meninjau langsung program Selasa Wage tersebut bersama dengan para pejabat lainnya. Sultan bersama dengan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah DIY dan Pemerintah Kota Yogyakarta berjalan kaki dari kantor Gubernur DIY ke arah Titik Nol Kilometer.

Sementara itu, Sultan sendiri secara tegas mengatakan jika dirinya tidak akan menggusur PKL yang ada di Malioboro. Menurutnya keberadaan pedagang tersebut sudah tidak bisa dipisahkan. Meski begitu, perlu ada regulasi khusus dan cara agar kondisi pedagang dan lokasi wisata tersebut bisa lebih tertata.

"Pedagang kaki lima tidak dihilangkan, tetap ada karena mereka adalah bagian dari perekonomian masyarakat. Hari ini, mau menikmati Malioboro tanpa ada kotak-kotak biru itu, ternyata bisa juga," ujar Sultan. "Tetapi perlu dipikirkan bersama agar PKL tersebut tetap bisa berjualan dengan baik namun tertata. Harus dicari jalan keluarnya, misalnya mendekatkan stok dagangan PKL sehingga mereka tidak perlu membawa stok saat berjualan."

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel