Heboh Keluhan Tere Liye Soal Pajak Penulis, Dewi Lestari Ikut Bicara

Foto: Heboh Keluhan Tere Liye Soal Pajak Penulis, Dewi Lestari Ikut Bicara



Dewi Lestari juga mengeluhkan besarnya pajak untuk para penulis. Padahal mereka juga memiliki pekerjaan berat hingga harus terjaga tiap malamnya demi menyelesaikan tulisan.

Kanal247.com - Beberapa waktu lalu, penulis populer Tere Liye menghebohkan masyarakat atas postingannya di akun Facebook. Ia rupanya mengeluhkan mengenai pajak penulis yang dinilai terlalu berat. Bahkan dalam postingan itu, ia menyebut jika penulis adalah yang paling "dermawan" soal pajak pada negara. Akibat besarnya pajak tersebut, penulis dengan nama asli Darwis ini bahkan sampai memutuskan kontrak dengan dua penerbit. Sebanyak 28 judul bukunya tidak akan dicetak ulang.

"Kalian harus tahu, penulis buku adalah orang paling dermawan kepada negara. Kalian harus sopan sekali kepada penulis buku, karena dia membayar pajak lebih banyak dibanding kalian semua. Eh, saya serius loh, tidak sedang bergurau," ungkapnya. "Di sebuah komplek misalnya, ada 10 rumah. Rumah A adalah dokter, Rumah B adalah akuntan, Rumah C adalah arsitek, Rumah D adalah pengusaha, Rumah E adalah pengacara, Rumah F adalah karyawan swasta, Rumah G adalah PNS, Rumah H adalah artis terkenal, Rumah I adalah motivator, dan Rumah J adalah Penulis Buku. Maka penulis buku adalah orang yang membayar pajak paling banyak."

Keluhan Tere Liye tersebut rupanya juga menjadi perhatian penyanyi sekaligus penulis, Dewi Lestari. Pengarang yang terkenal dengan karya "Supernova" dan "Perahu Kertasnya" itu mengaku juga "tercekik" atas tingginya pajak yang dikenakan pada para penulis.

Melalui postingan di Facebooknya, penulis yang menggunakan nama Dee itu mengatakan jika mereka dikenakan pajak sebesar 15 persen dari royalti. Padahal mereka hanya mendapatkan royalti 10 persen dari penjualan buku tersebut.

"Genggamlah sebuah buku dan bayangkan bahwa 90 persen dari harga banderol yang Anda bayar adalah untuk aspek fisiknya saja. Hanya 10 persen untuk idenya (bisa 12,5 persen sampai 15 persen jika punya bargaining power ekstra)," tulis Dewi.

Hal tersebut dinilai Dewi sebagai suatu ketidak adilan. Apalagi pekerjaan mereka sebenarnya sangat berat. Dee mengibaratkan dirinya seperti burung hantu yang selalu terjaga setiap malam demi menyelesaikan tulisan. Itu belum jika mereka masih harus melakukan riset.

Sementara itu, keluhan para penulis tersebut juga telah didengar oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Sebelumnya ia telah mengatakan jika perkara ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat, meski begitu ia berjanji akan mencari solusi yang bisa diterima.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel