'Perjuangkan' Nasib Telegram di Indonesia, Begini Kehebohan CEO Pavel Durov di Kantor Kemenkominfo

Foto: 'Perjuangkan' Nasib Telegram di Indonesia, Begini Kehebohan CEO Pavel Durov di Kantor Kemenkominfo



Kedatangan CEO Pavel Durov tampaknya berhasil meluluhkan Kemenkominfo, lalu bagaimana nasib Telegram?

Kanal247.com - Pernyataan pemerintah Indonesia untuk memblokir Telegram sempat menggegerkan publik beberapa waktu lalu. Banyak pihak yang melayangkan protesnya lantaran tidak setuju platform media sosial dan perpesanan itu ditutup.

Pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia sendiri beralasan pemblokiran tersebut dilakukan lantaran Telegram ditengarai sebagai sarana untuk penyebaran ajaran terorisme. Menkominfo, Rudiantara mengatakan jika pihaknya sudah mengirimkan email terlebih dahulu pada Telegram, namun tidak mendapatkan respon.

Rencana pemblokiran tersebut tak pelak juga menjadi perhatian CEO Telegram, Pavel Durov. Demi menghentikan niat pemerintah Indonesia, Durov sebelumnya telah memberikan penawaran, termasuk pemblokiran konten negatif. Namun tak cukup sampai disitu, CEO tampan itu juga mendatangi Indonesia.

Selasa (1/8), Durov mendatangi kantor Kemenkominfo di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat. Ia tampil santai dengan mengenakan kaos berwarna hitam. Dalam kesempatan itu, Durov juga sempat melakukan pertemuan tertutup dan juga dijamu makan siang oleh Menkominfo Rudiantara. Setelahnya ia baru menghadiri konferensi pers di Ruang Serba Guna, Gedung Kemenkominfo.

Dari pertemuan itu dicapai kesepakatan antara pihak Telegram dan Kemenkominfo untuk bersama-sama memerangi konten negatif dan juga terorisme. Mereka juga akan menggelar pertemuan kembali dengan tim teknis untuk membahas langkah yang dilakukan untuk mengatasai masalah ini. Pihak Kemenkominfo sendiri sangat mengapresiasi kedatangan Durov. Mereka bahkan berjanji akan mencabut pemblokiran tersebut minggu ini.

Lebih lanjut, Durov juga menjelaskan jika polemik dengan Telegram ini terjadi lantaran email dari Menteri Rudiatara yang belum terkirim padaya. Meski begitu, lewat pertemuan ini mereka telah mendapatkan titik temu yang menguntungkan untuk kedua belah pihak.

"Kami telah sepakat secara global dan termasuk Indonesia. Persoalan yang lalu terjadi karena kita tidak menerima e-mail yang dikirim oleh Menteri di Indonesia," ujar Durov. "Sehingga kita bisa segera mematikan channel mereka (teroris) dalam beberapa jam. Kita juga telah menambahkan orang yang bisa bahasa Indonesia ke dalam tim kami, dengan begitu bisa membantu seleksi akun propaganda teroris."

Sementara itu, kedatangan Durov sempat menuai kehebohan di kantor Kemenkominfo. Banyak yang menyambutnya dengan gembira hingga mengajaknya berfoto bersama. Durov sendiri juga mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Tanah Air.

"Saya sangat senang berada di Indonesia, seperti yang saya bagikan, Indonesia merupakan salah satu negara favorit," terangnya. "Ini pertama kali saya ke Jakarta, dan kami telah melakukan komunikasi dengan Menteri, dan tentu saja dengan makanan khas Indonesia."

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel